Tim Kota Jambi di Laga Gubernur Cup 2025.
JAMBI- Kota Jambi harus menelan pil pahit setelah gagal melangkah lebih jauh di Turnamen Gubernur Cup 2025. Setelah bermain imbang 1-1 melawan Kabupaten Bungo dan kalah 2-3 dari Kabupaten Tanjab Barat do grup C, tim asuhan Jamri Tambunan harus mengubur impian untuk menorehkan prestasi di ajang bergengsi sepak bola Provinsi Jambi ini. Hasil ini memaksa Kota Jambi tersengkir lebih awal dari kompetisi yang seharusnya menjadi ajang untuk membuktikan kemampuan mereka.
Meski diberi waktu persiapan yang lebih panjang dibandingkan tim lainnya, performa tim Kota Jambi di lapangan tidak sesuai harapan. Jadwal istirahat yang cukup seharusnya memberi keuntungan, namun tim justru gagal memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik. Kekalahan ini pun memunculkan beragam kritik dari berbagai kalangan, terutama terkait dengan strategi dan kualitas tim pelatih yang dinilai tidak mampu mengangkat potensi yang ada.
Ade Lubis, mantan Sekretaris PSSI Kota Jambi periode 2014-2022, menyoroti kelemahan fisik pemain dan kurangnya pola permainan yang jelas. “Fisik pemain tampak tidak siap, dan pola permainan yang diterapkan tidak terlihat jelas. Gol lawan selalu tercipta di menit-menit pertandingan terakhir, yang menunjukkan bahwa para pemain kelelahan dan kehilangan fokus,” ujarnya.
Meski sejumlah pemain seperti Deni Ramadhan, Medi Ikbal, dan Sandi Ardiles sudah berusaha keras, mereka sepertinya belum mendapat dukungan pelatihan yang memadai untuk mengoptimalkan performa mereka di lapangan. Beberapa pihak juga mengkritik keputusan pemilihan pelatih yang dinilai tidak memilih dan tidak memperhitungkan faktor kualitas.
“Ada banyak pelatih berkualitas di Kota Jambi yang seharusnya diberi kesempatan. Jika memang perlu pelatih luar daerah, pastikan mereka memiliki rekam jejak dan karakter yang dapat membangun tim ini,” tambah Ade Lubis.
Pada tahun 2015 dan 2017, Kota Jambi berhasil meraih juara Piala Gubernur dengan mayoritas pemain berusia U-21 yang berasal dari kompetisi internal. Namun, prestasi tersebut kini terasa jauh dari jangkauannya, meski Piala Gubernur tetap menjadi salah satu ajang paling prestisius di sepak bola Jambi.
Beberapa hati pemer sepak bola menyarankan agar PSSI Kota Jambi segera melakukan evaluasi menyeluruh dan merancang cetak biru pengembangan sepak bola jangka panjang. Koordinasi antara PSSI, Dispora, dan KONI Kota Jambi dinilai sangat penting untuk membentuk tim manajemen yang solid dan berpengalaman.
“Pembangunan tim yang sukses dimulai dari manajemen yang kuat dan pemilihan pelatih yang tepat. Jika langkah awal ini dilakukan dengan benar, maka prestasi bukanlah hal yang mustahil,” ujarnya.
Sepak bola Kota Jambi pernah meraih masa kejayaannya antara tahun 2011 hingga 2022, dengan banyaknya prestasi yang tercatat baik di level usia muda maupun senior. Keberhasilan di masa lalu seharusnya menjadi dasar untuk membangun kembali tim yang lebih kompetitif. Dengan evaluasi yang tepat dan perencanaan yang matang, banyak pihak berharap Kota Jambi dapat kembali mengukir prestasi gemilang di kancah sepak bola Jambi.
“Sepak bola adalah olahraga yang selalu mendapat perhatian. Yang terpenting adalah melakukan langkah-langkah yang benar dan terukur. Saatnya untuk kembali membangun tim sepak bola Kota Jambi yang berprestasi,” tutupnya. (*)
0 Comments